Mengirim uang ke luar negeri atau menerima dana dari keluarga, teman, maupun mitra bisnis memang jadi kebutuhan banyak orang. Sayangnya, biaya transfer internasional sering terasa berat mulai dari potongan bank, selisih kurs, sampai biaya tersembunyi yang bikin jumlah yang sampai di penerima jadi berkurang cukup banyak.
Kalau dilihat lebih dalam, biaya ini sebenarnya bisa diminimalisir dengan strategi yang tepat. Sama seperti ketika kamu mengatur anggaran rumah tangga, mengatur aliran dana lintas negara juga butuh pemahaman soal opsi-opsi yang tersedia.
Kenapa Biaya Transfer Bisa Tinggi?
- Biaya Administrasi: Bank atau penyedia jasa transfer mengenakan biaya tetap setiap transaksi.
- Spread Kurs Valuta Asing (Forex Spread): Perbedaan antara kurs beli dan jual yang sering jadi “biaya tersembunyi.”
- Biaya Perantara (Correspondent Bank Fees): Khususnya pada transfer bank tradisional, uang bisa melewati beberapa bank sebelum sampai ke tujuan.
- Biaya Tambahan di Penerima: Kadang bank penerima juga menarik biaya.
Alternatif Transfer Internasional: Mana yang Lebih Efisien?
Biar lebih gampang, mari lihat perbandingan beberapa metode transfer internasional berikut ini:
Metode Transfer | Kelebihan | Kekurangan | Estimasi Biaya | Kecepatan Transfer |
Bank Konvensional | Jaringan luas, terpercaya, cocok untuk nominal besar | Biaya administrasi tinggi, kurs kurang kompetitif | Rp150.000 – Rp500.000/transaksi + spread kurs | 1–5 hari kerja |
Money Transfer Operator (MTO) (Western Union, MoneyGram) | Jangkauan global, bisa tanpa rekening bank, cepat | Biaya lebih mahal untuk nominal kecil, perlu datang ke agen | Rp50.000 – Rp300.000/transaksi + margin kurs | Beberapa menit – 1 hari |
Fintech Remittance (Wise, Remitly, dll.) | Biaya transparan, kurs lebih baik, bisa transfer lewat aplikasi | Butuh akses internet, beberapa negara belum tercover | 0,5% – 2% dari jumlah transfer | Beberapa menit – 2 hari |
Forex Transfer via Broker | Kurs kompetitif, cocok untuk nominal besar dan rutin | Tidak semua orang nyaman pakai broker, regulasi ketat | 0,3% – 1% dari jumlah transfer | 1–3 hari kerja |
Kartu Debit/Kredit Internasional | Praktis, bisa dipakai langsung untuk belanja atau tarik tunai | Biaya tarik tunai & konversi mata uang tinggi | Rp50.000 – Rp100.000/penarikan + 2–3% spread | Real-time |
Blockchain/Crypto Transfer | Cepat, biaya relatif murah untuk lintas negara, tanpa bank perantara | Fluktuasi nilai tinggi, regulasi masih abu-abu di banyak negara | Mulai Rp10.000 – Rp50.000/transaksi (gas fee) | Beberapa menit – 1 jam |
Tabel di atas memperlihatkan bahwa tidak ada metode yang sempurna. Misalnya, bank konvensional memang aman untuk jumlah besar, tapi biaya tinggi. Sementara fintech remittance menawarkan transparansi dan kurs bagus, tapi terbatas pada negara tertentu.
Tips Menghemat Biaya Transfer Internasional
- Bandingkan Biaya dan Kurs: Jangan hanya lihat biaya transfer tetap, tapi juga kurs yang dipakai. Selisih kecil bisa signifikan jika jumlah transfer besar.
- Gunakan Fintech Global: Aplikasi seperti Wise biasanya lebih efisien karena memangkas perantara bank.
- Transfer dalam Jumlah Sekaligus: Lebih hemat biaya dibandingkan transfer kecil berkali-kali.
- Pilih Waktu Transfer: Kurs valas fluktuatif. Transfer di saat kurs lebih rendah bisa menghemat.
- Cek Biaya di Penerima: Pastikan penerima tidak kena biaya tambahan saat menerima uang.
Menghindari biaya transfer internasional bukan berarti tidak bisa kirim uang ke luar negeri. Intinya adalah memilih metode yang sesuai kebutuhan, baik dari sisi biaya, kurs, maupun kenyamanan. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa memastikan uang sampai lebih optimal ke tujuan tanpa kebocoran biaya di tengah jalan.