Siapkan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini: Strategi yang Bisa Dimulai Hari Ini

Setiap orang tua ingin anaknya punya masa depan yang lebih baik. Salah satu cara paling nyata untuk mendukung itu adalah melalui pendidikan. Tapi, semua juga tahu — biaya sekolah tidak pernah turun, justru naik terus tiap tahun. Mulai dari uang pangkal, SPP, sampai les dan biaya seragam. Kalau gak direncanakan dengan benar, pendidikan anak bisa jadi tekanan finansial yang berat.

Masalahnya, banyak orang tua yang baru kepikiran soal dana pendidikan ketika anak udah mulai masuk sekolah. Padahal, kalau disiapkan dari jauh-jauh hari, bebannya bisa jauh lebih ringan. Di artikel ini, kita akan bahas cara menyusun perencanaan dana pendidikan anak — mulai dari strategi sederhana, produk keuangan yang bisa dipakai, sampai tips-tips praktis buat kamu yang penghasilannya belum besar.

1. Pahami Dulu Besarnya Kebutuhan

Langkah pertama adalah menghitung estimasi biaya pendidikan dari sekarang hingga nanti. Misalnya anak kamu sekarang baru usia 2 tahun, dan kamu ingin menyiapkan sampai kuliah.

Simulasi sederhananya begini:

  • TK: masuk usia 4–5 tahun
  • SD: usia 6–11 tahun
  • SMP: 12–14 tahun
  • SMA: 15–17 tahun
  • Kuliah: 18 tahun ke atas

Kalau sekarang biaya masuk TK sekitar Rp5 juta, SD Rp8 juta, SMP Rp10 juta, dan kuliah Rp25 juta — jangan pakai angka itu mentah-mentah. Kamu harus hitung kenaikan tahunan (inflasi pendidikan) yang rata-rata 10–15% per tahun.

Jadi kalau anak kamu masuk kuliah 16 tahun lagi, biaya Rp25 juta bisa jadi Rp100–150 juta tergantung jenis dan lokasi kampusnya. Karena itu, rencana keuangan pendidikan tidak bisa cuma asal nabung. Harus ada pendekatan yang lebih strategis.

2. Tentukan Tujuan dan Waktunya

Setiap jenjang pendidikan punya waktu dan kebutuhan berbeda. Supaya tidak bingung, bagi rencana pendidikan anak jadi tiga fase:

  1. Jangka pendek (1–3 tahun): TK – SD awal
  2. Jangka menengah (4–9 tahun): SD akhir – SMP – SMA
  3. Jangka panjang (10 tahun ke atas): Kuliah

Kenapa penting dibagi? Karena masing-masing fase butuh instrumen yang berbeda. Dana jangka pendek harus disimpan di tempat aman dan mudah dicairkan. Sementara dana jangka panjang bisa diinvestasikan agar nilainya berkembang.

3. Pilih Produk Keuangan yang Tepat

✅ Tabungan Pendidikan

Cocok untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah. Produk ini umumnya disediakan oleh bank dan punya bunga sedikit lebih tinggi dari tabungan biasa. Kelebihannya, dana dijaga stabil dan mudah dicairkan. Kekurangannya, gak terlalu bisa melawan inflasi.

✅ Deposito Berjangka

Bisa jadi pilihan kalau kamu sudah tahu kapan uang akan dipakai. Misalnya, anak masuk SD dalam 2 tahun. Deposito bisa bantu kamu “mengunci” uang agar tidak tergoda dipakai, sekaligus memberi bunga tetap. Tapi, bunga deposito biasanya masih kalah dari inflasi pendidikan tahunan.

✅ Asuransi Pendidikan

Produk ini sering disalahpahami. Banyak yang mengira asuransi pendidikan adalah investasi murni, padahal intinya adalah perlindungan jiwa dengan tambahan nilai tunai. Cocok untuk orang tua yang khawatir: “Kalau aku kenapa-kenapa, siapa yang jamin pendidikan anakku?” Tapi pastikan kamu paham benar skema dan biayanya sebelum ambil produk ini.

✅ Reksa Dana atau Saham untuk Jangka Panjang

Kalau kamu menyiapkan dana kuliah 10–15 tahun ke depan, investasi seperti reksa dana campuran, pendapatan tetap, atau bahkan saham bisa jadi pilihan. Instrumen ini punya potensi hasil lebih tinggi — tapi tentu dengan risiko yang juga lebih besar. Kuncinya adalah konsistensi dan jangka waktu. Kalau kamu disiplin nabung dan tahan jangka panjang, hasilnya bisa jauh melampaui tabungan biasa.

4. Otomatiskan Menabung Pendidikan

Menyiapkan dana pendidikan itu akan jauh lebih mudah kalau dilakukan otomatis. Artinya, setiap bulan langsung ada potongan dari rekening gaji kamu ke tabungan pendidikan atau investasi pendidikan anak. Cara ini bantu kamu disiplin tanpa harus mikir setiap bulan.Kalau pakai produk seperti GoMax Savings dari Nobu Bank, kamu bisa aktifkan fitur auto-debit harian atau mingguan, dan tetap dapet bunga harian sampai 5% p.a. Cocok banget buat simpanan jangka pendek atau menengah seperti masuk TK atau SD.

5. Pisahkan Rekening Pendidikan

Satu hal penting: jangan campur dana pendidikan anak dengan uang harian. Pisahkan sejak awal di rekening atau instrumen berbeda. Ini bukan cuma soal disiplin, tapi juga bikin kamu lebih terarah.

Kamu juga bisa beri label di rekening seperti:

  • “Dana Masuk SD”
  • “Dana Kuliah”
  • “Dana Seragam & Biaya Tambahan”

Kalau visualnya jelas, kamu juga lebih termotivasi buat terus menabung.

6. Libatkan Keluarga (Kalau Memungkinkan)

Dana pendidikan bukan tanggung jawab kamu sendiri. Dalam beberapa keluarga, orang tua, kakek-nenek, atau saudara juga bisa dilibatkan — tentu dengan komunikasi yang sehat. Misalnya, saat ulang tahun, anak bisa dikasih “angpao tabungan pendidikan” ketimbang hadiah barang. Atau ada dana keluarga yang memang disisihkan khusus untuk cucu sekolah.

Bentuknya bisa macam-macam: tabungan bersama, deposito atas nama anak, atau bahkan emas logam mulia yang dicicil pelan-pelan. Yang penting, semua tahu tujuannya dan siapa yang pegang kendali dana.

7. Evaluasi Secara Berkala

Harga sekolah bisa berubah, situasi keuangan juga bisa berubah. Karena itu, rencana keuangan pendidikan anak harus dievaluasi secara berkala, minimal 1 tahun sekali. Apakah targetnya masih realistis? Apakah jenis instrumennya masih sesuai?

Kalau kamu merasa kesulitan atau bingung, kamu bisa konsultasi dengan perencana keuangan atau cari tools simulasi pendidikan yang sekarang sudah banyak tersedia secara gratis di internet atau aplikasi keuangan.

Pendidikan anak bukan cuma soal “bayar sekolah”, tapi tentang membekali mereka untuk bisa berdiri sendiri di masa depan. Menyusun dana pendidikan bukan hal gampang, apalagi kalau kondisi keuangan kamu terbatas. Tapi bukan berarti gak bisa.

Yang dibutuhkan adalah perencanaan yang realistis, komitmen jangka panjang, dan strategi yang disesuaikan dengan kemampuan. Mulai dari angka kecil juga gak apa-apa, yang penting konsisten dan punya arah.

Dan ingat, kamu gak harus selalu mulai dari produk mahal atau yang rumit. Tabungan pendidikan sederhana pun bisa jadi langkah awal yang tepat, apalagi kalau ditaruh di produk yang kasih hasil harian seperti GoMax Savings Nobu Bank. Biar uang kamu tetap aman, tapi tetap tumbuh.

Selamat menyusun masa depan anak dari hari ini.

Start typing and press enter to search