Menyusun Dana Liburan Keluarga Besar: Biar Jalan Bareng Nggak Bikin Kantong Bolong

Liburan bareng keluarga besar itu punya sensasi sendiri. Riuh, seru, rame, dan penuh cerita yang biasanya nggak bakal dilupakan. Tapi, di balik momen seru itu, ada tantangan yang kadang bikin pusing: urusan biaya.

Kalau cuma liburan berdua atau bertiga, mungkin masih gampang atur budget. Tapi kalau sudah melibatkan puluhan anggota keluarga, dari orang tua, adik, kakak, sepupu, sampai keponakan, maka hitung-hitungannya jadi jauh lebih kompleks. Supaya nggak ada drama finansial, penting banget untuk tahu cara menyusun dana liburan keluarga yang realistis dan adil buat semua pihak.

Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan saat mulai menyiapkan rencana liburan keluarga besar.

1. Tentukan Destinasi dan Gaya Liburan dari Awal

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan tujuan. Jangan sampai ada anggota keluarga yang pengennya staycation di villa, tapi yang lain maunya road trip lintas kota. Dari sini, biaya sudah bisa beda jauh.

Buatlah voting atau diskusi terbuka: apakah liburan mau fokus ke tempat wisata, kulineran, atau sekadar kumpul di satu tempat? Dengan begitu, semua bisa punya ekspektasi yang jelas.

Kalau sudah fix destinasi, barulah gampang menghitung kebutuhan dana seperti transportasi, akomodasi, makan, dan tiket masuk.

2. Hitung Estimasi Biaya Se-Detail Mungkin

Liburan keluarga besar biasanya punya biaya tersembunyi yang sering kelewat. Contohnya:

  • Transportasi: apakah semua naik kendaraan pribadi, sewa bus, atau naik pesawat/kereta?
  • Akomodasi: lebih hemat pesan hotel banyak kamar, atau sewa villa besar satu lokasi?
  • Makanan: pilih makan di restoran atau lebih ekonomis dengan catering/homemade?
  • Biaya tambahan: parkir, tips, oleh-oleh, atau biaya tak terduga kalau ada anak kecil sakit.

Buatlah tabel sederhana dengan perhitungan estimasi biaya, lalu tambahkan buffer sekitar 10–15% untuk biaya darurat.

Contoh:

  • Transportasi: Rp12 juta (sewa bus + bensin + tol)
  • Akomodasi: Rp15 juta (3 villa untuk 3 malam)
  • Makanan: Rp10 juta
  • Tiket wisata: Rp7 juta
  • Lain-lain: Rp3 juta

Total estimasi: Rp47 juta

  • buffer 10% (Rp4,7 juta) → Rp51,7 juta

Dengan angka ini, kamu sudah bisa membagi rata ke tiap keluarga yang ikut.

3. Buat Sistem Patungan yang Transparan

Salah satu hal sensitif dalam liburan keluarga besar adalah siapa bayar apa. Supaya adil, biasanya ada dua cara:

  1. Patungan per kepala – setiap orang bayar biaya yang sama.
  2. Patungan per keluarga – biaya dibagi per keluarga inti, biasanya lebih adil karena keluarga dengan anak lebih banyak pasti mengeluarkan lebih.

Gunakan rekening khusus untuk menampung dana liburan. Misalnya bikin tabungan bersama, atau satu orang yang dipercaya jadi bendahara. Transparansi ini penting agar nggak ada salah paham di kemudian hari.

4. Mulai Menabung dari Jauh-Jauh Hari

Dana liburan keluarga besar jelas nggak kecil. Jadi lebih bijak kalau mulai menabung sejak beberapa bulan sebelumnya.

Tipsnya:

  • Buat tabungan khusus liburan. Bisa dengan membuka rekening terpisah atau pakai fitur e-wallet yang ada tabungan target.
  • Set nominal rutin. Misalnya tiap keluarga menyisihkan Rp1 juta per bulan. Kalau direncanakan setahun sebelumnya, dana Rp12 juta sudah terkumpul.
  • Gunakan instrumen ringan. Kalau waktunya masih panjang, bisa juga simpan di deposito atau tabungan berjangka agar dana lebih aman dan tidak terpakai.

Dengan cara ini, saat hari H tiba, biaya liburan tidak terasa terlalu berat.

5. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Gengsi

Liburan keluarga besar bukan ajang pamer, jadi jangan sampai terjebak gengsi. Pilihlah opsi yang paling nyaman dan masuk akal secara finansial.

Contoh:

  • Kalau liburan ke Bali, nggak harus sewa hotel bintang 5, cukup villa atau guesthouse yang bersih dan dekat dengan lokasi wisata.
  • Transportasi juga bisa lebih hemat dengan sewa bus ketimbang banyak mobil pribadi.
  • Makan bisa fleksibel, gabungan antara restoran lokal dan masak bareng di villa.

Intinya, liburan itu soal kebersamaan, bukan seberapa mewah tempatnya.

6. Siapkan Dana Darurat Liburan

Sama seperti kehidupan sehari-hari, liburan juga butuh dana darurat. Misalnya ada keluarga yang sakit, kendaraan rusak, atau pengeluaran tak terduga lainnya.

Sebaiknya ada pos khusus minimal 10% dari total dana liburan yang tidak diganggu gugat. Kalau nggak terpakai, bisa dialihkan untuk biaya berikutnya atau ditabung kembali.

7. Jangan Lupakan Asuransi Perjalanan

Kalau liburan melibatkan perjalanan jauh atau jumlah anggota keluarga banyak, asuransi perjalanan bisa jadi solusi. Dengan premi yang relatif murah, kamu bisa mendapatkan perlindungan untuk risiko keterlambatan transportasi, kehilangan bagasi, atau kondisi darurat medis.

Ini sering terlupakan, tapi manfaatnya besar terutama kalau ada lansia atau anak kecil dalam rombongan.

8. Evaluasi Setelah Pulang

Setelah liburan selesai, jangan langsung lupa. Lakukan evaluasi:

  • Apakah dana sesuai estimasi atau ada over budget?
  • Bagian mana yang bisa dihemat lagi untuk liburan berikutnya?
  • Apakah sistem patungan berjalan lancar atau perlu diperbaiki?

Evaluasi ini bikin liburan keluarga berikutnya jadi lebih efisien dan menyenangkan.


Liburan keluarga besar memang butuh perencanaan ekstra. Tapi dengan strategi yang tepat mulai dari menyamakan tujuan, menghitung biaya detail, membuat sistem patungan transparan, sampai menyiapkan dana darurat, kamu bisa menjadikan momen kebersamaan ini indah tanpa harus bikin kantong jebol.

Intinya, jangan tunggu dana terkumpul baru merencanakan, tapi justru mulai rencanakan dari sekarang agar dana bisa terkumpul dengan lebih ringan.

Liburan bareng keluarga besar bukan cuma soal jalan-jalan, tapi juga tentang kebersamaan, saling berbagi, dan menciptakan memori yang akan terus dikenang.

Start typing and press enter to search