Gaji Pertama: Rayakan atau Langsung Ditabung?

Momen terima gaji pertama itu biasanya campur aduk: ada rasa bangga, lega, dan tentu saja euforia karena akhirnya bisa merasakan hasil keringat sendiri. Setelah bertahun-tahun sekolah, kuliah, atau mungkin magang, akhirnya ada angka yang masuk ke rekening dari pekerjaan resmi. Tapi di balik perasaan senang itu, ada pertanyaan besar yang sering bikin bingung: “Gaji pertama ini harus diapakan?”

Banyak orang tergoda buat langsung “merayakan kemenangan kecil” dengan belanja, traktir teman, atau membeli barang incaran sejak lama. Itu sah-sah aja, tapi kalau nggak dikontrol, gaji pertama bisa langsung habis dalam sekejap. Padahal, gaji pertama punya makna simbolis yang penting banget: ini titik awal buat membangun kebiasaan keuangan. Jadi, keputusan yang diambil di momen ini bisa memengaruhi cara kita mengelola uang ke depannya.

Mari kita bahas langkah-langkah cerdas yang bisa kamu lakukan supaya gaji pertamamu nggak cuma lewat begitu aja, tapi benar-benar jadi pondasi keuangan yang sehat.

1. Rayakan, Tapi Jangan Lupa Kendali

Wajar banget kalau kamu ingin merayakan gaji pertama. Mungkin dengan makan enak, traktir orang tua, atau belanja kecil-kecilan. Justru bagus kalau gaji pertamamu bisa jadi momen membahagiakan bersama orang lain.

Tapi ingat, rayakan secukupnya. Misalnya, alokasikan 10–15% dari gaji pertama buat “hadiah untuk diri sendiri”. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati hasil kerja tanpa bikin dompet langsung kosong.

2. Sisihkan untuk Tabungan Pertama

Gaji pertama bisa jadi momentum emas buat bikin tabungan pertama. Buka rekening tabungan terpisah yang memang khusus untuk tujuan jangka panjang: seperti tabungan deposito di nobu Go bunga hingga 6++% p.a.. Misalnya, dana darurat, beli aset, atau persiapan liburan.

Kenapa penting? Karena dari sini kamu mulai membangun kebiasaan disiplin finansial: menyisihkan, bukan menyisakan. Kalau bisa, langsung auto-debet di awal bulan biar nggak tergoda buat dipakai.

3. Bangun Dana Darurat Sejak Awal

Meski masih awal bekerja, penting banget buat mulai nyicil dana darurat. Idealnya, dana darurat itu setara 3–6 kali pengeluaran bulanan. Tapi tentu aja nggak bisa langsung penuh dari gaji pertama.

Yang bisa kamu lakukan: mulai kecil dulu. Misalnya, alokasikan Rp500 ribu atau Rp1 juta dari gaji pertama khusus untuk pos dana darurat. Agar menabung lebih semangat, kamu bisa menabung dana darurat di GoMax Savings nobu Go karena ada bunga harian hingga 5% p.a.. Ingat, dana darurat ini akan jadi penyelamat kalau ada hal tak terduga misalnya sakit, kehilangan pekerjaan, atau biaya mendesak lainnya.

4. Coba Investasi Awal

Selain menabung, kamu juga bisa mempertimbangkan investasi awal dari gaji pertama. Bukan berarti langsung masuk ke instrumen yang kompleks, tapi pilih yang sederhana dan aman buat pemula.

Contohnya: reksa dana pasar uang, SBR (Savings Bond Ritel), atau deposito online. Nominalnya nggak harus besar, yang penting mulai dulu. Karena semakin cepat kamu mengenal investasi, semakin panjang waktu uangmu bisa berkembang lewat compounding effect.

5. Lunasi atau Kendalikan Utang

Kalau kamu punya utang kecil dari masa kuliah misalnya pinjaman ke teman atau cicilan gadget, usahakan gaji pertama ini jadi langkah awal untuk melunasi atau minimal mencicilnya.

Utang konsumtif bisa jadi beban kalau dibiarkan menumpuk. Jadi, alih-alih makin menambah cicilan baru, lebih baik atur strategi pelunasan. Setelah bebas utang, kamu bisa lebih leluasa mengatur keuangan.

6. Mulai Budgeting Sederhana

Gaji pertama juga bisa jadi latihan buat bikin budgeting bulanan. Metode klasik yang bisa kamu coba misalnya 50/30/20 rule:

  • 50% untuk kebutuhan pokok (kos, makan, transportasi, dll.)
  • 30% untuk lifestyle (hiburan, belanja, nongkrong)
  • 20% untuk tabungan/investasi

Kalau dirasa belum cocok, bisa disesuaikan dengan kondisi pribadi. Yang penting, ada kerangka jelas supaya gaji nggak habis tanpa jejak.

7. Ingat Orang Tua

Banyak orang memilih menggunakan sebagian gaji pertama untuk memberi ke orang tua. Besarnya nominal relatif, tapi esensinya adalah sebagai tanda terima kasih. Bahkan kalau jumlahnya nggak besar, nilai emosionalnya jauh lebih berharga.

Selain bikin orang tua senang, ini juga bisa jadi kebiasaan baik yang kamu bawa terus sepanjang karier.

8. Edukasi Diri Tentang Keuangan

Gaji pertama juga bisa dialokasikan sebagian kecil untuk edukasi finansial. Misalnya, beli buku tentang investasi, ikut webinar keuangan, atau konsultasi dengan financial planner.

Kenapa penting? Karena literasi keuangan adalah investasi jangka panjang. Semakin cepat kamu memahami cara kerja uang, semakin mudah kamu mengelola dan menumbuhkannya.

9. Hindari Lifestyle Inflation

Salah satu jebakan klasik setelah mulai kerja adalah lifestyle inflation gaya hidup yang ikut naik seiring naiknya gaji. Kalau di gaji pertama kamu udah terbiasa belanja berlebihan, besar kemungkinan pola itu akan kebawa terus ke gaji berikutnya.

Makanya, penting buat membangun pola pengeluaran sehat dari awal. Anggap gaji pertama sebagai fondasi, bukan pesta semalam.

10. Catat dan Evaluasi

Terakhir, coba buat catatan sederhana soal alokasi gaji pertamamu. Dengan begitu, kamu bisa evaluasi apakah pengeluaranmu sesuai rencana atau malah kebablasan. Catatan ini juga akan jadi refleksi berharga untuk gaji-gaji berikutnya.

Gaji pertama memang spesial, bukan cuma karena nominalnya tapi juga makna simbolisnya. Dari sini, kamu bisa mulai melatih diri buat disiplin, punya tujuan finansial, dan mengelola uang dengan bijak. Boleh banget dirayakan, tapi jangan sampai jadi momen yang bikin kebiasaan boros terbentuk.

Ingat, perjalanan finansial itu maraton, bukan sprint. Gaji pertamamu adalah langkah awal. Bagaimana kamu mengelolanya akan menentukan seberapa kuat kamu berlari di jalur keuangan ke depan.

Start typing and press enter to search